Pada pertemuan lalu,
yang juga telah saya posting di sini, kita diajak untuk menyaksikan perubahan-perubahan yang terjadi disekitar kita. Kita yakin bahwa perubahan-perubahan itu merupakan mukjizat. Kelumpuhan-kelumpuhan yang sempat terjadi di mana-mana, kita saksikan disembuhkan oleh iman, itulah keajaiban atau mukjizat.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering bertanya mengapa harus ada kejahatan? Mengapa harus terjadi ketidak-adilan? Mengapa harus terjadi kelumpuhan? Mengapa harus ada kekerasan? Mengapa harus ada hal-hal yang tidak sesuai dengan kehendak Dia, Sang Pencipta? Agar pertemuan pertama dalam BKSN 2012 tidak terputus sampai pada menyaksikan keajaiban "menyembuhkan kelumpuhan", pertemuan kedua ini kita diajak untuk melihat "apa penyebab utama terjadinya kelumpuhan". Meskipun tema pertemuan kedua dikatakan: "Mengusir Roh Jahat", di sini saya menegaskan bahwa: Roh Jahat menyebabkan kelumpuhan di mana-mana, oleh karena itu perlu diusir.
Setelah dihantar dengan konsep pemikiran seperti di atas, sekaligus kita sudah bisa melihat hubungan antar pertemuan pertama dengan pertemuan kedua dari BKSN 2012, mari kita melihat beberapa point berikut untuk memperkaya kita dalam pendalaman KS.
Ada orang yang mengatakan bahwa "jahat" itu relatif. Alasan dominan bila ditanya mengapa, karena setiap orang mempunyai penilaian terhadap sesuatu jahat atau tidak, tergantung pribadi yang menilainya. Namun demikian, jahat, adalah sebuah hal "yang kurang" bahkan "sebuah ketiadaan". Jahat boleh dimengerti "kurang baik, tidak baik, tidak baik sama sekali". Apakah kita sebagai umat beriman masih mengatakan "jahat itu relatif"?
Kalau pertemuan minggu lalu kita diajak untuk melihat kelumpuhan-kelumpuhan yang terjadi disekitar kita, sekarang kita diajak untuk mencari dan melihat akar terjadinya kelumpuhan itu sendiri. Contoh: Korupsi adalah sebuah kelumpuhan. Korupsi membuat segala rencana menjadi pincang. Korupsi menjadikan hukum tak berdaya. Dan kita tahu penyebab korupsi itu adalah karena kerakusan, nafsu memiliki yang berlebihan. Dalam konteks ini, roh jahat yang harus diusir adalah sikap serakah, kerakusan, nafsu memiliki yang berlebihan. Adakah roh jahat yang masih bersarang dalam keluarga kita, dalam lingkungan kita, dalam masyarakat kita, dalam Gereja kita, bahkan dalam negara kita, yang potensial menyebabkan kelumpuhan yang lebih besar atau bahkan kelumpuhan total?
Mengusir roh jahat, bukan hal yang mudah. Yesus pernah mengatakan: "Penyakit jenis ini hanya dapat diusir dengan iman dan doa". Andaikan ada penyakit dengan status stadium 100, boleh kita katakan penyakit jenis ini sudah melebihi stadium 1000, karena obatnya secara medis tidak ada lagi. Pernyataan ini, bukan melemahkan kita sebagai umat beriman. Pernyataan ini merupakan tantangan bagi kita. Banyak umat beriman dari abad ke abad tetap juga berusaha untuk mengusir roh-roh jahat yang merongrong kehidupan. Adakah kita berusaha mengusir roh jahat yang sedang mencoba, sudah, bahkan sudah lama bersarang dalam kehidupan kita?
Sebagai manusai, kita tetap tidak luput dari kelemahan. Namun, kalimat ini tidak bisa digunakan sebagai tameng. Sebagai umat beriman, kita harus selalu terarah kepada kebaikan. Pernahkah kita bertanya bahwa dalam keadaan tertentu, tanpa kita sadari kita menjadi roh jahat bagi yang lain? Atau pernahkah kita meluangkan waktu sedikit untuk melihat bahwa kita bukan sarang roh jahat yang dapat menular kepada yang lain?
Kalau dulu, Yesus yang mengusir roh jahat. Dalam iman, kita tetap percaya bahwa bersama Yesus, kita tetap bisa mengusir roh jahat. Pernahkah kita berani mengatakan bahwa sesuatu itu roh jahat penyebab kelumpuhan, atau kita banyak diam saja karena takut terkucil dari masyarakat, takut dicuekin, takut dicap penjilat dan sebagainya?
Sudah bertahun-tahun kita mengikuti pendalaman Kitab Suci. Dan sepertinya, kita harus seperti kata Ebiet G Ade dalam lagunya:
"Kita mesti telanjang, dan benar-benar bersih..."Sedikit agak ekstrim dan jujur agar pendalam KS ini ada gunanya. Bila tidak demikian, pendalam KS ini hanya formalitas belaka. Mari saling memperkaya dan bertolong-tolong, semoga goresan ini bermanfaat.***
Pace e Bene.