September 2017

Pengkaderan pelayan liturgi dalam Gereja Katolik sangat perlu dilakukan terus-menerus. Sebab, apabila ada satu masa di mana pengkaderan kosong atau tidak dilaksanakan, maka akan ada satu masa ke depan yang juga kosong pelayan liturgi yang mumpuni.

Dalam upaya itu, Koordinator Bidang Liturgi Paroki Katedral St. Maria Palangka Raya, Fidelis Harefa mengajak siswa-siswi Katolik, baik dari sekolah Katolik maupun sekolah negeri untuk terlibat dalam pelayanan liturgi sejak dini. Ajakan ini disampaikan melalui guru agama Katolik yang ada di sekolah-sekolah di Kota Palangka Raya.

Ajakan tersebut mendapatkan respon yang luar biasa sehingga pada Minggu, 24 September 2017, keterlibatan siswa-siswi Katolik dalam pelayanan liturgi khususnya dari sekolah negeri dimulai oleh Siswa SMA Negeri 5 Palangka Raya. Mereka menjadi pelayan liturgi sebagai kelompok koor, penggerak umat dalam bernyanyi dan sebagai petugas persembahan.

Ada sekitar 5 sampai 10 tahun terakhir terdapat kekosongan kegiatan pengkaderan. Efeknya sangat kita rasakan sekarang. Bidang Liturgi mengalami kesulitan untuk memilih dan menentukan petugas liturgi. Adapun selama ini, siswa-siswi yang terlibat dalam pelayanan liturgi hanya siswa-siswi yang belajar di sekolah Katolik seperti Yayasan Siswarta Cabang Palangka Raya dan Yayasan St. Maria.

SMA Negeri 5 telah memulai, diharapkan sekolah-sekolah negeri lainnya mempersiapkan diri untuk terlibat juga dalam pelayanan liturgi. Pengkaderan akan dilakukan terus-menerus, termasuk program perekrutan dan pelatihan tenaga organis gereja yang akan segera dilaksanakan.
Kesuksesan suatu generasi adalah ketika mereka mampu menciptakan kader beru untuk kebutuhan masa depan". 

Sabtu dan Minggu, 16-17 September 2017, Misdinar St. Tarsisius Paroki Katedral St. Maria Palangka Raya melaksanakan rekoleksi bersama dalam rangka menyambut anggota misdinar yang baru. Rekoleksi ini dilaksanakan di Kampus Baru STIPAS Tahasak Danum Pambelum dan diikuti oleh lima puluh tiga peserta. Rekoleksi Misdinar ini diadakan supaya anak misdinar yang baru lebih mengenal misdinar dalam sejarah maupun tata cara misdinar yang baik dan benar.

Kegiatan Rekoleksi yang berlangsung selama dua hari berturut-turut itu dipimpin oleh RD. Romanus Romas. Pada sesi pertama, kepada calon misdinar baru dijelaskan bagaimana tata cara misdinar yang baik dan benar, mulai dari sikap duduk,arah pandang,cara berjalan dan sebagainya.

Selanjutnya, acara rekoleksi ini diisi dengan renungan malam yang dipimpin oleh Mahasiswa STIPAS, dilanjutkan dengan doa Jalan Salib. Acara pada hari pertama diakhiri dengan acara api unggun. Dalam acara api unggun, seluruh peserta rekoleksi rekreasi bersama dengan bernyanyi dan bermain bersama secara terpimpin.

Keesokan harinya, acara rekoleksi dilanjutkan dan diawali dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh RD. Constatinus Gatot Wibowo. Segera setelah Perayaan Ekaristi, acara dilanjutkan dengan kegiatan Outbond yang berguna untuk melatih semangat para misdinar dalam pelayanan seputar altar. Kegiatan outbond dikemas sedemikian rupa oleh panitia dengan melalui beberapa pos. Kesulitan-kesulitan yang dialami pada masing-masing pos berbeda-beda. Kegagalan dalam melewati pos tidak membuat para misdinar patah semangat, tetapi tetap ceria karena semua itu merupakan latihan.

Semoga kegiatan Rekoleksi Misdinar ini tetap dilaksanakan secara berkala dalam konteks kaderisasi, demi masa depan Gereja. Tuhan Yesus memberkati. (Dany dan Osi)

Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana.[ref] Definisi sederhana ini menunjukkan bahwa pada dirinya sendiri, teknologi sangat bermanfaat bagi manusia dalam mengembangkan dirinya.

Menurut Spranger, nilai adalah suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. Nilai-nilai Injil adalah tatanan yang terkandung dalam Injil yang dijadikan panduan oleh individu untuk membuat keputusan. Tatanan yang terkandung dalam Injil dijadikan panduan untuk menghidupi zaman teknologi yang semakin berkembang.

Salah satu teknologi yang menjadi sorotan utama dalam konteks arus zaman teknologi BKSN 2017 adalah teknologi informasi yang dapat diakses melalui teknologi elektronik yang lebih dikenal dengan istilah gadget. Dua teknologi ini saling mendukung. Informasi hampir dapat diakses kapan saja dan di mana saja berkat kehadiran teknologi gadget yang semakin hari semakin inovatif. Dan seperti telah dijelaskan sebelumnya, perkembangan teknologi ini memiliki dampak ganda, yang dapat kita sebutkan sebagai berikut:

Dampak Positif

Pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Di samping itu, informasi dan perkembangan teknologi meningkatkan kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Penyebaran informasi terjadi begitu cepat sehingga respon yang diharapkan dapat segera diterima.

Dampak Negatif

Banyak dirasakan dampak negatif dalam bidang moral, sosial, budaya, politik dan ekonomi. Secara konkrit, semakin banyak melahirkan persoalan dalam aspek komunikasi dan relasi di dalam keluarga, gereja dan masyarakat.

Pencegahan Penyalahgunaan

Bacaan tentang kisah menara Babel menjadi nasehat untuk kita semua. Ketika manusia memanfaatkan teknologi dan kemudian menjadi sombong, melupakan siapa yang memampukan dan lupa untuk bersyukur, inilah yang pada umumnya membawa kehancuran. Kisah menara babel sangat jelas maksudnya dalam kaitan dengan teknologi. Teknologi dibuat oleh manusia dan untuk manusia. Apabila kemudian, manusia mengabdi kepada teknologi dan menjadi hamba teknologi, bahkan mendewakan teknologi, ini merupakan tindakan yang salah di era teknologi.

Apakah menggunakan teknologi dilarang? Sama sekali tidak ada larangan. Hanya saja, perlu dipikirkan dan direnungkan kembali. Ketika televisi berfungsi menjadi tabernakel, mobile phone menjadi pengganti rosario, ini berarti telah terjadi pergeseran nilai spiritual yang selama ini kita miliki. Oleh karena itu dibeberapa Gereja di Indonesia sudah memasang himbauan-himbauan dalam bentuk spanduk, banner dengan anjuran yang bervariasi. Contoh: 1 Jam saja untuk Tuhn. Ini sering ditemukan di gereja-gereja yang mengharapkan umatnya tidak menggunakan handphone selama perayaan berlangsung.

Inti dari cara mencegah penyalahgunaan adalah dengan mengenal, memahami dan mengerti fungsi dan kegunaan dari teknologi itu sendiri. Ini berhubungan dengan teknologi elektronik yang menjajikan segala kepuasan.

Selanjutnya, teknologi informasi yang juga tidak kalah berkembangnya dapat menghancurkan suatu tatanan kehidupan. Dari media cetak ke media online telah banyak menggeser nilai-nilai peradaban kita. Penyebaran isu yang tidak benar, pencemaran nama baik, pelecehan dan berbagai hal negatif lainnya dapat kita temukan dalam teknologi informasi. Bahkan pencitraan pun dapat dilakukan melalui teknologi informasi.

Bila tidak hati-hati, kita akan terhasut dan akhirnya salah mengambil keputusan. Karenanya, kembali lagi pada tiga pola di atas, yakni: kenali, pahami dan mengerti tentang sumber informsi, tujuan informasi dan manfaat dari sebuah informasi.

Solusi akhir adalah teknologi apapun tidak pernah mampu menggantikan posisi Dia yang empunya segalanya. Teknologi bisa dibeli dan bisa dibuang. Tapi Dia yang telah lebih dulu ada, tak dapat dibeli dan tak dapat dibuang. Semakin dijauhi, Dia semakin dekat untuk memberi peringatan dan penyadaran dengan caranya sendiri. Pilihlah untuk mendewakan Dia yang tidak pernah menjauh daripadamu.

Sepanjang bulan September 2017 kita akan merenungkan dan mendalami tema Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN): "Kabar Gembira Di Tengah Gaya Hidup Modern". Tema ini mengajak kita untuk merenungkan realitas arus zaman modern yang mempengaruhi pola hidup dan relasi manusia serta dimensi kehidupannya seperti iman, moral, sosial dan budaya. Hal yang paling konkrit dari perkembangan zaman adalah perkembangan dan perubahan teknologi dan informasi yang melesat begitu cepat. Kemudahan dan kecepatan perubahan itu menjadikan dunia bagaikan satu desa kecil. Itulah sebabnya, Gereja dianjurkan untuk menggemakan Sabda Allah melalui media-media komunikasi seperti media cetak dan yang paling mutakhir adalah internet.

Harus diakui bahwa arus perubahan zaman dengan ciri penggunaan media-media komunikasi modern dan canggih memang berdampak ganda yakni positif dan negatif. Paus Fransiskus dalam himbauan apostoliknya Evangelii Gaudium, Sukacita Injil, secara khusus mengingatkan kita masalah-masalah yang menggerogoti dunia dewasa ini yakni konsumerisme, hedonisme, individualisme, materialisme dan fundamentalisme agama. Berhadapan dengan aneka bahaya ini, Paus Fransiskus mengajak kita mawas diri dan tekun berusaha untuk menanggapinya dengan bijak dan efektif.

Menanggapi tantangan seperti itu dan menindaklanjuti himbauan apostolik Paus Fransiskus, BKSN 2017 mencoba merenungkan dan mandalaminya secara lebih serius. Oleh sebab itu, ada empat sub tema pertemuan. Pertama, arus zaman teknologi dan nilai-nilai Injili dalam kisah menara Babel (Kej. 11:1-9). Kedua, arus zaman materialisme dan nilai-nilai Injili dalam perumpamaan orang kaya yang bodoh (Luk. 12:13-21), Ketiga, arus zaman individualisme dan nilai-nilai Injili dalam kisah cara hidup jemaat perdana (Kis. 2:41-47), Keempat, arus zaman hedonisme dan nilai-nilai Injili dalam nasihat Yakobus tentang hikmat dan hawa nafsu (Yak. 3:14-4:3). Melalui keempat sub tema ini diharapkan umat kristiani khususnya umat Keuskupan Palangka Raya tidak terseret dan terhanyut oleh arus zaman modern. Dengan merenungkan tema-tema ini, kita diharapkan semakin setia menggegam dan berpegang erat pada nilai-nilai Injili.

Komisi Kitab Suci Keuskupan Palangka Raya

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget