April 2011

Pada Hari Raya Paskah, umat Kristiani di seluruh dunia merayakan Kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati. Perayaan agung ini dirayakan secara meriah dan disambut dengan cara yang khas. Ini adalah suatu tanda bahwa Perayaan akan Kebangkita Kristus mengambil posisi tertinggi dalam kehidupan iman Kristiani.

Kalau kita mengajukan pertanyaan kecil tentang pernyataan di atas, mengapa Kebangkitan Kristus ditempatkan pada posisi tertinggi kehidupan Iman Kristiani? Adakah Kebangkitan Kristus dari antara orang mati itu benar? Ataukah Kebangkitan tersebut hanya mitos yang diceritakan turun-temurun dan akhirnya direduksi menjadi sebuah kepercayaan keagamaan?

Beberapa fakta sejarah yang berhubungan dengan Kebangkitan Kristus:
  • Yesus Kristus adalah seorang manusia yang pernah hidup bersama manusia lainnya yakni para murid-Nya pada permulaan abad pertama tahun masehi.
  • Dalam perjalanan misinya mewartakan "Cinta Kasih", Yesus menghadapi pro dan kontra, bahkan dalam menjalankan misi-Nya itu, Dia ditentang dan dianiaya hingga pada usia-Nya yang masih tergolong muda, 33 tahun, Dia dibunuh dan disalibkan di Bukit Golgota.
  • Dia dikuburkan seperti layaknya manusia. Lokasi Geografik kubur Yesus dapat ditemukan yakni di Perbukitan Yerusalem.
  • Banyak tulisan yang mencatat bahwa Yesus adalah orang yang benar-benar hidup, tinggal di antara manusia, tinggal dalam masyarakat, tanpa memandang bagaimana tulisan-tulisan itu  menganggap siapa Yesus.
  • Banyak tulisan juga mencatat bahwa murid-murid yang memberitakan Tuhan yang bangkit adalah juga tinggal di dalam masyarakat, makan, minum, tidur, menderita, bekerja dan mati.
  • Kata kunci yang menjadikan Kebangkita Yesus gempar ke seluruh dunia adalah "Kubur Kosong". Setelah Dia dikuburkan, pada hari ketiga Kubur Kosong. Mayat-Nya tidak ditemukan.

Fakta di atas bukanlah tulisan yang berisikan ajaran, tetapi memang benar-benar tulisan sejarah. Dari sejarah ini, kemudian lahirlah ajaran, yakni ajaran tentang sebuah kebangkitan.

Penegasan lainnya adalah:

Kebangkitan Yesus Kristus adalah fakta sejarah.
Penyaliban Yesus Kristus untuk menanggung dosa manusia adalah fakta sejarah.

Banyak tulisan lain yang membuktikan fakta-fakta di atas. Beberapa tokoh, ilmuwan dan teolog berusaha menjelaskan tentang KEBANGKITAN KRISTUS ADALAH SUATU PERISTIWA YANG BENAR-BENAR TERJADI. Pada tulisan ini saya tidak membicarakan tentang benar atau tidaknya KEBANGKITAN KRISTUS ITU.

Saya saat ini pada posisi menyetujui dan menerima fakta sejarah yang telah dipaparkan di atas. Dan sekarang, bila saya menerima fakta sejarah itu, saya melangkah untuk memaknai KEBANGKITAN KRISTUS sebagai kelanjutan dari tindakan afirmasi atas sejarah kehidupan-Nya.

Kebangkitan Kristus merupakan suatu peristiwa yang terjadi di dalam dimensi ruang dan waktu sejarah manusia. Kebangkitan Kristus adalah peristiwa dalam sejarah, dimana Tuhan bekerja di dalam waktu dan ruang tertentu. Jika kebangkitan bukan peristiwa sejarah, maka kuasa kematian tetap tidak dikalahkan; Kematian Kristus menjadi tidak ada artinya, dan umat yang percaya kepada-Nya tetap mati dalam dosa; Keadaannya akan tidak berbeda dengan sebelum mendengar nama-Nya.

Oleh karena itu, sesungguhnya Kebangkitan yang dirayakan oleh umat Kristiani di seluruh dunia adalah perayaan Kemenangan atas kuasa maut dan dosa. Bersama Dia kita ikut bangkit dari segala kelemahan dan kedosaan kita. Bersama Dia yang bangkit dengan mulia, kita bangkit dan memperoleh hidup yang baru. Dan sebagai orang yang memperoleh hidup baru di dalam Dia, kita pun harus menunjukkan perilaku sebagai manusia baru dalam hidup keseharian kita. Dalam masyarakat, dalam lingkungan kerja dan pelayanan kita dan dalam seluruh aspek kehidupan yang kita jalani.

Umat Kristiani yang merayakan Kebangkitan, namun tetap tinggal dalam kebiasaannya yang lama tanpa berusaha menghidupi pola hidup baru dalam Dia yang telah bangkit dari antara orang mati, tidak layak disebut telah bangkit bersama Dia. Kalau kebiasaan lama, kita umat Kristiani hanya berani menantang segala bentuk kejahatan sebatas ucap dan kata saja, dalam pola hidup baru bersama Dia yang bangkit dari antara orang mati kita harus berani menunjukkan segala bentuk penolakan atas kejahatan itu dalam sikap dan perilaku. Adakah kita sanggup? Adakah Kebangkitan Kristus itu benar-benar milik kita? Semoga.

"Apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Pertanyaan inilah yang kiranya menjadi pembuka cakrawala pemikiran kita pada pertemuan IV Pendalaman APP 2011 ini. Dalam Lukas 18:18-27, Yesus menjawab seperti ini: "Masih tinggal satu lagi hal yang harus kaulakukan: juallah segala yang kau miliki, dan bagi-bagikan itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga. Kemudian datanglah kemari, dan ikutlah Aku."



Ada saja diantara kita yang masih berpikir seperti orang muda kaya dalam Injil Lukas tersebut. Barangkali beberapa alasan berikut menjadi penyebabnya:
  • Sudah susah payah saya mencari nafkah, masa saya harus menjual semua dan memberikannya kepada orang lain secara cuma-cuma.
  • Apakah sesudah saya bagi-bagi kepada orang lain, saya tidak perlu makan lagi?
  • Jangan-jangan semua ini hanya meninabobokan kita saja. Benarkah ada kehidupan kekal itu?

Alasan-alasan di atas bisa saja menghantui pemikiran kita. Tetapi, bukanlah itu yang diharapkan Yesus dengan mengatakan hal di atas. Yesus bermaksud agar orang-orang Kristiani lebih mengutamakan
Dia, daripada berhala-berhala modern saat ini. Apa berhala-berhala modern kita saat ini? HP sudah menggantikan Rosario ditangan, Televisi sudah menggantikan Tabernakel, Waktu 1,5 Jam Misa setiap Minggu digantikan dengan mengerjakan hobby yang menyenangkan seperti facebookan, memancing, balapan, sepeda santai atau hal-hal lainnya yang tidak menjenuhkan. Daripada datang ke pendalaman iman, lebih baik duduk santai di kedai sambil main kartu.

Kalimat yang penting kita ingat dari kata-kata Yesus adalah kalimat terakhir kepada orang muda kaya itu: "....Kemudian datanglah ke mari, dan ikutlah Aku." Kita semua diajak oleh Yesus untuk mengikuti Dia dengan berbagai cara yang cocok untuk kita.

Bila kita melihat kembali pertemuan-pertemuan Pendalaman APP sebelumnya, Ekaristi harus menjadi sumber kekuatan kita dalam menjalani semua tugas beriman kita terutama dalam hal berbagi. Melalui Ekaristi, partisipasi kita umat beriman dalam berbagi kepada sesama dituntut dan dipersatukan. Melalui Ekaristi, teladan Yesus yang nyata dalam solidaritas kepada kaum miskin dapat kita lihat. Melalui Ekaristi, model satu-satunya untuk berbagi bisa kita temukan. Derma, doa, hasil bumi, hasil usaha dapat dipersatukan dalam persembahan Kristus lewat Ekaristi dan kemudian akan diteruskan kepada orang-orang yang membutuhkannya. Meskipun secara tegas Yesus mengatakan: "Masih tinggal satu lagi hal yang harus kaulakukan: juallah segala yang kau miliki, dan bagi-bagikan itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga. Kemudian datanglah kemari, dan ikutlah Aku," namun dalam praktek hidup kita saat ini kita mampu melakukan itu dalam kebersamaan yakni dalam Perayaan Ekaristi itu sendiri.

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget