Bulan September 2009 ini, Gereja Katolik memasuki Bulan Kitab Suci Nasioanl. Sebagaimana biasanya, para pemimpin Gereja mengajukan agar umat meluangkan waktu yang lebih banyak lagi dibandingkan dengan hari-hari lainnya untuk mendalami Kitab Suci. Tema BKSN 2009 mengetengahkan "Pergulatan Yakub dengan Allah dan Manusia".

Pergulatan Yakub dengan Allah dan Manusia dijabarkan lagi dalam empat sub-tema. Dan seperti kebiasaan umat katolik, keempat sub-tema itu didalami secara bersama dalam kelompok melalui pendalaman Kitab Suci.

Pertemuan pertama dengan mengetengahkan tema: "Pergumulan Yakub dengan Esau". Topik ini ingin mengatakan kepada kita bahwa setiap orang berhak untuk mendapatkan BERKAT itu. Yang menjadi soal adalah bagaimana kita menanggapi berkat itu, apakah menganggapnya sepele atau biasa-biasa saja. Bagaimana partisipasi kita untuk menyambut rahmat tersebut dan bagaimana kita menjaga agar berkat tersebut berbuah. Tokoh Yakub dan Esau adalah dua tokoh yang menanggapi BERKAT itu secara berbeda. Diawali dari sebuah tindakan "menganggap tidak berguna hak kesulungan" yang dimiliki oleh Esau dan akhirnya dijual kepada Yakub demi semangkok kacang merah. Hak kesulungan membawa serta paket-paket rahmat lainnya yang dalam topik ini disampaikan oleh Ishak pada Yakub.

Pertemuan kedua, mengajak kita untuk ikut dalam pengalaman Yakub bertemu dengan Allah. Pertemuan dengan Allah boleh terjadi di mana saja. Tetapi ada tempat-tempat tertentu di mana kita mengalami Allah secara lebih kuat. Yakub memberikan model bagi kita untuk melihat hal itu lebih jelas dalam kehidupan kita sekarang ini. Rumah Tuhan, Gereja tempat kita mengalami Allah secara lebih kuat. Meskipun ada tempat lain yang bisa memungkinkan kita mengalami Allah.

Pertemuan ketiga, Yakub mengalami kesulitan dan tantangan dalam kehidupan sosial. Pengalaman cinta, hak dan pengakuan yang menuntut pengorbanan. Segala sesuatu harus diperjuangkan dan dalam perjuangan itu kita tetap diingatkan pada janji Allah, yakni sebuah tempat idaman, tanah terjanji yang telah disediakan oleh-Nya.

Pertemuan keempat menegaskan kemanuasiaan Yakub. Rasa takut tidak terobati dengan menghindar atau melarikan diri. Rasa takut tetap ada kalau dihadapi hanya dengan cara melarikan diri dari kenyataan. Segala persoalan harus dihadapi dan diselesaikan dalam dan bersama Allah.

Beberapa butir pendalaman diatas adalah salah satu bentuk refleksi yang masih mungkin lebih kaya, bila bapak, ibu, saudara sendiri yang bergumul dengan Allah bersama pengalamannya Yakub, bapak segala bangsa.