Kerendahan Hati

6 Januari 2017:  Didakus Yosef dr Sadiz

Bacaan I: 1Yoh. 5:5-13;
Mazmur Tanggapan: Mzm. 147:12-13,14-15.,19-20; 
Injil: Mrk. 1:7-11 atau Luk. 3:23-38.
Bacaan Offisi: Yes 42:1-9



Injil hari ini mengajarkan kita bagaimana harus rendah hati. Dalam kerendahan hati, Yohanes menyatakan siapakah sesungguhnya Yesus itu; “”membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak”. Meskipun Yohanes sudah terkenal sebelum Yesus, namun karena kuasa Yesus sungguh agung, Yohanes harus menyatakan siapa Yesus.

Sebaliknya, Yesus yang sungguh-sungguh anak Allah, sesungguhnya lebih besar daripada Yohanes, dengan rendah hati pula, Ia memberi diri dibaptis oleh Yohanes. Kedua tokoh dalam perikop ini, Yesus dan Yohanes sama-sama memberi kita pelajaran bagaimana harus rendah hati.


Dalam Injil Lukas, sangat jelas dituturkan bagaimana Yesus harus lahir sebagai sungguh-sungguh manusia. Sebagai manusia, Dia mempunyai silsilah yang harus dituturkan. Meskipun Dia sungguh Allah, namun berkenan hadir di tengah-tengah kita sebagai manusia yang mengalami apa yang dialami oleh manusia lainnya. Yesus sama dengan manusia, kecuali dalam hal dosa. Ini menunjukkan sikap kerendahan hati Yesus. Dia tidak mempertahankan statusnya sebagai Allah. Tetapi Dia harus turun ke dunia, dan lahir di tengah keluarga manusia.

Refleksi

Godaan bagi manusia adalah mempertahankan status quo. Dalam banyak hal, manusia sering tidak bisa bekerjasama dengan orang lain hanya karena tidak ada pengakuan status, gelar, ketokohan dan lain sebagainya. Hari ini, kita diingatkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan dengan rendah hati akan menghasilkan buah yang berlimpah. Justru dengan kerendahan hati, kita akan lebih dihargai dan diakui oleh sesam kita.

Kerendahan hatimu tidak akan membuatmu terhina, justru kerendahan hatimu akan membuatmu lebih terhormat dihadapan orang lain.

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget