Pertanyaan yang sangat menarik sekaligus menantang untuk zaman sekarang ini. Media KOMSOS Keuskupan Sibolga memberikan gambaran lebih jelas betapa pesatnya perkembangan teknologi digital yang saat ini akrab digunakan oleh banyak orang. Bersamaan dengan perkembangan ini, tantangan-tantangan baru juga muncul, terlebih tantangan dalam pembinaan iman agar menjadi dewasa.
Baru-baru ini, Paroki Katedral St. Maria Palangkaraya membuka kegiatan-kegiatan baik perayaan-perayaan maupun kegiatan yang bersifat rekreatif dalam rangka memperingati hari jadinya yang kelimapuluh. Ini bukanlah usia yang pendek. Bila diumpamakan dengan usia seorang manusia, usia ini sudah sangat dewasa. Oleh karena itu, beberapa kegiatan seperti sarasehan iman dan perayaan-perayaan liturgis yang telah dilaksanakan mengetengahkan tema “Dewasa dalam Iman”.
Kembali pada pertanyaan di atas, menurut saya perlu juga kita pikirkan tantangan baru yang sedang bergulir saat ini. Umat Katolik, usia dewasa hingga usia anak-anak yang masih berkecimpung di bangku Sekolah Dasar sudah mengenal Media Sosial. Media-media tersebut adalah twitter, facebook, myspace dan jejaring sosial lainnya. Pertukaran informasi akibat dari media-media ini boleh dikatakan terjadi hampir setiap detik, tidak lagi dalam hitungan jam. Hal ini didukung oleh perangkat-perangkat digital mobile yang sangat canggih. Adalah menjadi sebuah tugas baru Paroki Katedral St. Maria Palangkaraya, dalam usianya yang ke-50 ini memikirkan sebuah cara untuk dapat bertemu dengan umat yang menggunakan media-media sosial di dunia cyber.
Mendewasakan iman bukanlah hal yang gampang dicapai. Ini merupakan tugas panggilan Gereja. Dalam SAGKI 2005 dikatakan bahwa untuk dapat melaksanakan tugas panggilan ini, Gereja perlu senantiasa “menganalisis secara objectif” situasi yang khas bagi negeri sendiri, menyinarinya dengan terang Injil yang tidak dapat diubah, dan dengan Ajaran Sosial Gereja menggali asas-asas untuk refleksi, norma-norma untuk penilaian serta pedoman-pedoman untuk bertindak. Dengan kata lain, Gereja harus sanggup melihat realitas.
Salah satu realitas yang sedang bergulir saat ini adalah pertukaran informasi yang begitu cepat lewat "dunia maya" (cyber). Dunia informasi ini haruslah disentuh oleh Karya Pastoral Gereja. Gereja harus "meng-update" keahlian agar bisa masuk dalam realitas baru ini. Hanya dengan demikian Gereja dapat menyinarinya dengan terang Injil demi pendewasaan iman. Bila ada sekian ribu umat Katolik pengguna internet setiap hari, Gereja harus memiliki duta untuk menjadi gembala di sana. Adakah hal ini terpikirkan oleh Gereja masa kini? Meskipun secara umum dapat kita lihat bahwa Gereja telah memulai karyanya dalam bentuk peluncuran Media Informasi berupa website, forum diskusi di dunia Cyber, tetapi masih perlu ditingkatkan. Perlu dilakukan secara merata dan perlu dianggap sebagai salah satu yang penting. Gereja harus mempunyai duta sebagai Gembala untuk umat Katolik pengguna internet, meskipun disebut "dunia maya". **Fidelis Harefa
Posting Komentar