Berbagi Dalam Kekurangan

Aku diberi, maka aku memberi. Itulah tema pendalaman APP minggu lalu. Pada pertemuan kedua, kita mesti bertanya: BAGAIMANA AKU MEMBERI? KAPAN AKU MEMBERI? AKU MEMBERI KEPADA SIAPA? Semua pertanyaan ini akan didalami dalam tema kali ini yakni BERBAGI DALAM KEKURANGAN.

Kapan kita harus berbagi? Kita tidak perlu menunggu saat kita berkelimpahan. Sebab kecenderungan manusia dalam hidup adalah perasaan yang tidak pernah puas. Tingkat kebutuhan samakin lama semakin tinggi. Oleh karena itu, sampai menghembuskan nafas terakhir pun tetap merasa belum puas karena kebutuhan masih belum terpenuhi.

Bila kita mengolah kecenderungan manusiawi tersebut menjadi sesuatu yang lebih bermakna, maka dalam keadaan berkekurangan pun kita tetap bisa berbagi. Apa yang perlu kita teladani dari janda miskin di Sarfat dalam bacaan 1 Raj 17:7-16? Beberapa poin berikut dapat membantu kita:
  • Sikap percaya janda itu menggerakkan hatinya untuk berbagi kepada nabi Elia. Meskipun situasi ekonominya sudah diambang kehancuran, akan mati setelah menghabiskan tepung dan minyak yang masih tersisa, janda itu dikuatkan oleh SIKAP PERCAYA pada Tuhan.
  • Janda itu berbagi dengan nabi Elia dapat dipastikan karena dalam hatinya sudah tertanam RASA BELAS KASIH. Tanpa rasa belas kasih, siapa pun juga tidak peduli terhadap orang lain dan pastinya hanya mementingkan diri sendiri.
  • Memberi dari kekurangan, janda miskin kemudian dipuji oleh Yesus dalam kutipan Injil Markus 12:41-44. Memberi dari kekurangan merupakan sikap yang menuntut KERELAAN HATI dalam memberi. Kerelaan untuk berbagi, meskipun kita kekurangan.
  • Ada dua istilah yang menjadi pilihan kita. BERKELIMPAHAN DALAM KEKURANGAN atau BERKEKURANGAN DALAM KELIMPAHAN. Dua pilihan ini menuntut kita mengarahkan hidup ke arah sesuai pilihan. Bila kita pilih kehidupan bahagia, tentu saja kita memperjuangkan kehidupan Berkelimpahan dalam Kekurangan. Meskipun kita berkekurangan, kita tetap kaya dalam iman karena kita dapat berbagi. Bila ingin kehidupan yang Berkekurangan Dalam Kelimpahan, maka kita akan memilih tidak berbagi, karena kita selalu merasa kurang, meskipun kita memiliki kekayaan yang berlimpah.

Beberapa poin di atas dapat membantu kita mendalami tema pertemuan kedua yakni BERBAGI DALAM KEKURANGAN. Semoga kita sanggup berbagi meskipun kita dalam keadaan kekurangan. Amin

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget