Katekese Liturgi Masa Prapaskah II

Sambungan dari tes katekese hari Rabu Abu

D. PEKAN SUCI

Pekan Suci dimulai pada Hari Minggu Palma, sampai dengan Hari Kamis menjelang Misa Perjamuan Malam Terakhir. “Hari-hari dalam Pekan Suci ini, dari Senin sampai dengan Kamis, diutamakan di atas semua Hari Raya”. Sakramen Baptis dan Krisma tidak boleh diberikan pada hari-hari ini.

Dalam Pekan Suci Gereja merayakan misteri keselamatan yang diwujudkan Kristus pada hari-hari terakhir hidup-Nya, sejak Ia sebagai Al Masih memasuki Yerusalem. Masa Prapaskah berlangsung sampai dengan Kamis pekan ini. Sedangkan, Ketiga Hari Paskah: dimulai dengan Misa Perjamuan Malam Terakhir, Jumat Agung dan Sabtu Paskah, dan memuncak dalam Perayaan Malam Paskah dan berakhir dengan Ibadat Sore Minggu Paskah.

Pekan Suci dimulai pada Hari Minggu Palma, yang menghubungkan perayaan kemenangan Kristus Raja dengan pewartaan penderitaan-Nya. Pengaitan kedua aspek misteri Paskah ini harus menjadi jelas dalam perayaan dan katekese.Sejak dulu, masuknya Kristus ke Yerusalem diperingati dalam prosesi meriah; para anak-anak Ibrani menyongsong-Nya dan menyerukan “Hosana”.
Dalam setiap Gereja hanya boleh diadakan satu kali prosesi, sebelum Misa, yang dihadiri kebanyakan kaum beriman.

Dalam Prosesi Palma ini, urutannya: misdinar, Imam baru kemudian umat mengikutinya masuk ke dalam gereja, sambil mengelu-elukan, menyerukan “Hosana”. Umat mengikuti Imam, bukan sebaliknya. Menjelang gerbang/pintu masuk gereja, sekumpulan anak-anak/jemaat menyongsong sambil membawa ranting-ranting palma, dll. Sambil menyerukan hosana. Imam langsung masuk Gereja-yang masih kosong-, menuju Sakristi atau kursi imam untuk berganti pakaian. Menanti umat siap, baru melanjutkan acara..

Urutan perarakan Minggu Palma :

  1. Misdinar Pembawa wiruq/dupa bernyala
  2. Misdinar Pembawa Salib Prosesi; tanpa selubung, dihias memakai daun Palem yang telah diberkati
  3. Mengapit Salib, ada 2 orang Pembawa lilin bernyala
  4. Pembawa Evangeliarium  (bila ada)
  5. Pembawa buku Kisah Sengsara  (bila ada)
  6. Imam Selebran
  7. Umat (diawali oleh Para Petugas Liturgi Awam)

Selama prosesi hendaknya dinyanyikan oleh kor dan umat, seperti Mazmur 24 (23) dan 47 (46), atau nyanyian lain untuk menghormati Kristus Raja. Kyrie ditiadakan, perarakan ditutup dengan Doa Pembuka.

Kisah sengsara Tuhan dibawakan dengan meriah, bisa dibacakan atau dinyanyikan secara tradisional oleh tiga orang yang mengambil alih peran Kristus, Penginjil dan Umat; dalam hal ini peran Kristus dikhususkan bagi imam.

Pada pewartaan Kisah Sengsara ini tidak dinyalakan lilin, dupa, salam bagi umat dan penandaan buku tidak diadakan; hanya para diakon sebelumnya mohon berkat imam, seperti pada Injil. (Bila yang bertugas awam, tidak perlu meminta berkat. Karena ritual berkat adalah khas untuk diakon (tertahbis) sebagai petugas biasa pembaca Injil. Sedangkan bila awam yang bertugas, sebagai petugas luar biasa pembaca Injil, untuk membedakan dengan yang tertahbis tidak meminta berkat terlebih dahulu kepada selebran.

Karena manfaat rohani kaum beriman Kisah Sengsara dibawakan seutuhnya dan bacaan-bacaan sebelumnya tak boleh dilewati. Dan Setelah pembacaan Kisah Sengsara harus diadakan Homili.                          ........ bersambung

RD. Patris Alu Tampu

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget