PID 2016 (2): Menanggapi Sapaan Tuhan, Datang Kepada Sang Terang [Lukas 2:15-20]

Kita telah bersama-sama melewati pendalaman iman adven pekan pertama. Melalui tema “Janji Allah: Kebenarannya Bersinar seperti Cahaya” kita diajak untuk melihat kembali keberadaan diri kita. Berbagai macam masalah hidup, kesalahan dan dosa yang kita lakukan membuat kita merasa  hidup ini diliputi oleh kegelapan. Hal tersebut diperparah dengan keadaan negara kita yang akhir-akhir ini diliputi dengan berbagai masalah yang berbau SARA. Oleh karena itu, kita diajak untuk membuka pandangan agar dapat melihat janji Allah yang bersinar seperti cahaya. Cahaya yang dijanjikan Allah telah datang dan akan menerangi kegelapan hidup kita. Oleh karena itu, dalam pertemuan yang kedua ini kita semua diandaikan telah melihat siapa diri kita. Melihat kegelapan-kegelapan diri kita dan melihat cahaya yang datang menaungi kegelapan kita.

Tema pertemuan kedua pendalaman iman masa adven adalah “Menanggapi Sapaan Tuhan: Datang kepada Sang Terang.” Agar semakin mendalami tema ini, kita diajak untuk membaca dan merenungkan sabda Tuhan dari Injil Lukas 2:15-20. Sabda Tuhan ini akan membantu kita dalam menaggapi cahaya kasih Allah yang datang kepada kita. Penginjil Lukas mengisahkan bahwa para gembala yang mendengar kabar sukacita tentang kelahiran Yesus Sang Terang itu berkata “Mari kita pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana, seperti yang diberitahukan Tuhan kepada kita” (Luk. 2:15). Para gembala tidak tinggal diam, seorang diantara mereka tergerak untuk mengajak para gembala lain untuk melihat apa yang telah dijanjikan kepada mereka. Ada ketergerakan hati untuk mecari dan menemui Sang Terang.

Lebih lanjut penginjil Lukas menegaskan bahwa para gembala itu “cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang terbaring di dalam palungan” (Luk. 2:16). Ketergerakan hati para gembala diwujudkan dengan segera datang menemui Sang Terang. Tanpa menunda-nunda mereka pergi mendekati dan menemui Sang Terang tersebut. Inilah sikap yang diungkapkan oleh para gembala yang tidak memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi, yang hanya bekerja seadanya, dan sering kali dikucilkan oleh masyarakat. Namun, mereka memiliki kepekaan yang mendalam akan sapaan Tuhan. Mereka membutuhkan cahaya yang dapat mengubah hidup dan memberikan sukacita, sehingga tanpa mengulur waktu mereka segera pergi menemui Sang Terang yang telah datang itu.

Setiap pribadi memiliki kegelapan yang dialami dalam kehidupannya. Berbagai masalah, pergulatan hidup dan kedosaan diri menjadikan kehidupan pribadi teras gelap. Sindiran, cemoohan, gosip dan pengucilan dari orang-orang disekitar juga menjadi kegelapan yang sangat menyakitkan. Diperparah lagi dengan situasi masyarakat dan negara yang senantiasa dihantui dengan isu-isu teror bom, SARA, korupsi dan berbagai masalah politik. Semua ini tentu membuat hidup di dunia ini terasa semakin gelap. Kebutuhan akan cahaya yang mampu menerangi dan memberikan kelegaan tentu sangat diharapkan. Namun, sering kali kita terbuai oleh semua masalah tersebut dan seola-olah merasa nyaman dan aman berada dalam kegelapan.

Kegelapan yang begitu besar sering kali menutup hati kita, sehingga tidak mampu mendengar sapaan Allah yang menjanjikan terang. Kita lebih senang mengurus hal-hal yang menjadi kesukaan atau hobi sehingga mengabaikan sapaan Allah. Kita sering kali mengikuti keinginan-keinginan daging yang kuat sehingga seolah-olah tidak punya waktu untuk mempersiapkan diri datang kepada cahaya yang telah hadir. Kita juga lebih menuruti rasa malu, minder, ego, takut dan gengsi untuk meninggalkan segala sisi gelap hidup kita. Tanpa disadari akhirnya kita menjadi terbiasa dan senang berada dalam kegelapan. Pada kesempatan ini marilah kita sungguh-sungguh melihat cahaya yang telah datang menaungi kegelapan hidup kita dan berusaha segera menanggapi kehadiran cahaya yang telah datang itu.

Terang telah datang, yang dibutuhkan adalah usaha untuk bangkit dan keluar dari kegelapan hidup yang membelenggu, lalu masuk dan menerima Sang Terang itu. Tanpa adanya usaha dari kita untuk datang, maka sia-sialah kehadiran Sang Terang ke dunia. Menerima terang berarti hidup kita akan dibaharui, kita akan memporoleh kebahagiaan dan keselamatan. Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk dapat datang kepada Sang Terang itu, antara lain:

1. Membuka hati 
Hidup dalam di dunia dengan berbagai tawaran yang menggiurkan, mengharuskan kita untuk tahu bahwa segala hal yang ada di dunia ini sifatnya sementara. Kelekatan terhadap hal-hal duniawi dan masalah-masalah pribadi membuat hidup kita semakin terpuruk dan masuk dalam situasi kegelapan. Kita akan merasa bahwa tidak ada kebahagiaan yang akan datang. Tidak ada cahaya yang mampu menerangi kegelapan hidup kita. Oleh karena itu, kesadaran akan keberadaan diri membantu kita untuk menyadari adanya terang yang akan mengubah dan memperbaharui hidup kita. Kesadaran akan kegelapan membuat kita mampu membuka hati untuk menerima Sang Terang yang telah datang. Maka, bukalah hati bagi Sang Terang yang telah datang. Keluarlah dari kegelapan yang kian menjerat dengan kenikmatan dan kepuasan semu. Sukacita, kebahagiaan dan keselamatan telah menanti kita.

2. Mengenal Tuhan
Kita perlu mengenal secara mendalam terang yang hadir di tengah dunia yang gelap ini. Kristus adalah Sang Terang yang datang menerangi kegelapan. Kristus yang mengubah dan membaharui hidup manusia. Jika kita sungguh-sungguh mengenal-Nya tentu semakin mudah bagi kita untuk datang kepada-Nya. Oleh karena itu, bentuklah relasi pribadi yang mendalam dengan Kristus Sang Terang Abadi, sehingga kita mampu menerima Dia di dalam hati kita. Doa, membaca Kitab Suci, mengikuti kegiatan-kegiatan lingkungan dan paroki, Ekaristi menjadi sarana yang mempu membawa kita untuk semakin mengenal dan mencintai Kristus Sang Terang.

3. Bangkit dan Menyambut 
Mari bangun dan berjalan menuju terang abadi. Ulurkan tangan untuk menerima terang kehidupan yang membahagiakan dan menyelamatkan. Terang yang datang tidak akan membawa pengaruh yang besar jika tidak ada keterlibatan aktif dari kita untuk datang kepada-Nya. Bangkit dan menyambut Sang Terang memang tidak mudah. Kesombongan, gengsi, kemasalan dan kegoan kita sering kali menghambat usaha kita ini. Sakramen Tobat merupakan salah satu sarana yang baik untuk datang dan memberikan diri kepada Sang Terang, sehingga kita akan memperoleh sukacita dan kehidupan baru.
Semoga kita mampu melihat sisi gelap hidup kita masing-masing dan mulai mengenal Sang Terang. Segeralah bangkit dan mengambil langkah pasti untuk datang dan mengulurkan tangan menyambut terang kehidupan yang baru. Semoga kita semua mampu keluar dari kegelapan hidup masing-masing dan memperoleh sukacita dan keselamatan dalam Kristus Sang Terang Sejati.  **Victor.

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget