Victorinus Raja Odja, BKSN 2016 (2): Bersaksi dan Mewartakan Dalam Keluarga (Kol. 3 : 12-27)

Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) merupakan sarana dan wadah bagi umat Kristiani untuk merefleksikan kembali seluruh tindakan dalam kehidupannya melalui tema-tema Kitab Suci yang telah diberikan oleh Komisi Kitab Suci KWI. Tema BKSN 2016 adalah Keluarga Bersaksi dan Mewartakan Sabda Allah. Kutipan Injil yang menjadi Motto untuk tema ini yaitu “Hendaklah Terangmu Bercahaya” (Matius 5:16).

Victorinus Raja Odja
Kita telah bersama-sama mendalami Tema Pertama yaitu Yesus Model Pewarta Sejati. Yesus menjadi sumber dan pusat pewartaan serta teladan kepada kehidupan abadi. Kini kita akan memasuki Tema Kedua yaitu Bersaksi dan Mewartakan dalam Keluarga. Dalam tema yang kedua ini keluarga kristiani menjadi fokus pembicaraan dan permenungan yang akan didalami bersama. Setiap pribadi dalam harus menyadari keberadaan dirinya sehingga dapat menjadi saksi dan pewarta sabda Allah dalam keluarga.  Menjadi saksi dan pewarta memang tidak mudah, perlu bekal yang cukup dan hidup moral yang baik. Oleh karena itu, Yesus menjadi contoh dan teladan yang dapat diikuti untuk menjadi pewarta dan memberi kesaksian di dalam keluarga.

Kutipan bacaan Kitab Suci untuk tema kedua yaitu dari Kolose 3:12-17. Perikop ini menunjukkan bagaimana Rasul Paulus memberikan wejangan kepada jemaat di Kolose. Kehidupa jemaat di Kolose bisa disejajarkan dengan kehidupan sebuah keluarga. Jemaat di Kolose memiliki kehidupan iman yang cukup baik, namun mereka mengalami banyak persoalan berkaitan tentang penyembahan berhala dan ajaran palsu tentang Yesus Kristus. Kehidupan keluarga yang memiliki hdiup iman yang baik pun tentu tidak luput dari berbagai masalah berkaitan dengan hawa nafsu, kata-kata kotor, fitnah, marah, dan lain-lain. Inilah kehidupan yang penuh tantangan dan pergulatan. Oleh karena itu, setiap pribadi perlu menjadi saksi dan mewartakan sabda Kristus dalam kehidupan keluarga sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Agar dapat menjadi pewarta yang memberikan kesaksian yang baik dan benar dalam keluarga maka setiap pribadi harus menyadari hal-hal berikut:

1. Sadar akan kehadiran keluarga
Keluarga hadir karena cinta kasih yang Allah berikan terhadap setiap pribadi yang membentuk kesepakatan untuk hidup dan bertumbuh bersama dalam ikatan perkawinan yang sakramental. Oleh karena itu, keluarga merupakan kumpulan orang pilihan Allah yang dipilih untuk saling memberikan kesaksian dan menjadi sarana serta tanda kehadiran Allah. Melalui keluarga Allah menunjukkan kasih-Nya.

2. Meningkatkan Kasih
Kasih merupakan bagian terpenting dalam keluarga, Rasul Paulus berpesan kepada Jemaat di Kolese untuk mengenakan kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan meyempurnakan. Kasih antara suami istri dan orang tua terhadap anak dapat diungkapkan dengan komitmen, perhatian, perlindungan, pemeliharaan tanggung jawab dan kesetiaan satu sama lain. Kasih harus menjadi dasar dari segalanya dalam sebuah rumah tangga. Kasih tidak hanya sebatas teori tapi harus diwujudnyatakan dalam tindakan terutama ketidak menghadapi masalah.  Rasul Paulus berpesan jika menghadapi masalah hendaknya sabar seorang akan yang lain, tidak menaruh dendam dan saling mengampuni. Kasih terwujud dalam pengampunan.

3. Disiplin
Kedisiplinan juga merupakan bagian penting dalam membangun dan menjaga kehidupan keluarga yang baik. Disiplin tidak melulu masalah hukuman atau sanksi yang diberikan tetapi disiplin sebenarnya merupakan pemberitahuan, bimbingan dan penjelasan akan nilai-nilai moral dan sikap hidup yang baik. Harus ada keseimbangan antara hukuman dan pujian yang dinyatakan bagi anak. Disiplin menjadi hal dasar dalam pembentukan sikap dan perilaku sehingga anak dapat bertumbuh dengan sikap dan pemahaman akan nilai moral yang baik.

4. Keteladanan Orang Tua
Orang tua harus menjadi teladan dihadapan anak-anak dan dihadapan sesama (suami-istri). Keteladanan meliputi berbagai aspek, mulai dari sikap, perkataan, penampilan dan perbuatan Anak-anak maupun orang dewasa cenderung lebih mudah meniru apa pun yang dilihat, dan didengar. Oleh karena itu keteladanan menjadi hal yang penting untuk terus ditampilkan dalam kehidupan berkeluarga. Yesus telah menjadi model yang dapat kita teladani, baik dalam perkataan maupun perbuatan-Nya. Setiap orang tua hendaknya mampu meneladani Yesus sang Model Pewarta sejati.

5. Peran Suami sebagai Kepala
Peran suami sebagai kepala keluarga harus dilaksanakan dengan baik. Istri hendaknya mendukung suami dengan tulus hati sebab istri adalah penolong yang sepadan bagi suami. Seorang suami harus menjadi pemimpin keluarga yang takut akan Tuhan sehingga setiap doa, harapan dan usahanya dilimpahi berkat oleh Tuhan. Suami adalah kepala keluarga yang memimpin keluarga ke jalan keselamatan, mengambil keputusasn yang tepat dan bijak, mengayomi dan melindungi keluarga dengan penuh tanggung jawab, serta mendidik, menegor dan menasehati seluruh anggota keluarga. Suami juga harus berperan sebagai imam yang harus memimpin doa dalam keluarga dan berdoa secara pribadi kepada Allah bagi diri sendiri dan seluruh anggota keluarga.
Akhir dari permenungan tema BKSN kedua ini, dapat dikatakan bahwa Kristus menjadi teladan dan andalan dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Rumah tangga yang kokoh adalah rumah tangga yang dibangun atas dasar cinta kasih Kristus terhadap Gereja-Nya. Masing-masing pribadi dalam sebuah keluarga harus dapat menampilkan Kristus dalam setiap karya dan pergulatan hidupnya. Setiap keluarga yang mengarahkan hati dan seluruh hidupnya kepada Tuhan akan dipenuhi dengan damai sejahtera Kristus dan hidupnya dikendalikan oleh kata-kata Kristus. Tuhan memberkati.

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget