- Allah menginginkan bahwa yang menjadi ahli waris Abram adalah anak kandungnya, dan bukan hambanya. Demikian pula Allah menginginkan bahwa yang menjadi pewaris kerajaan surga adalah anak-anak Allah, bukan hamba-hambanya. Kita, umat beriman telah diangkat Allah menjadi anak-anaknya melalui pembaptisan. Oleh karena itu, semua yang telah dibaptis dalam persekutuan Gereja, telah diangkat dan diakui menjadi anak Allah sekaligus pewaris kerajaan Allah.
- Allah tidak menjanjikan kehidupan yang damai dan tenang bagi keturunan Abram. Allah mengatakan bahwa keturunan Abram akan mengalami penderitaan dan mereka akan diperbudak selama 40 tahun lamanya. Demikian pula, kita yang telah menjadi anak Allah, tidak akan luput dari segala cobaan dan tantangan. Kita akan menderita dan memikul salib seperti Putra-Nya sendiri.
- Karena kita hidup sebagai satu keluarga, yakni keluarga Allah, kita harus menjadikan cinta kasih sebagai nafas kebersamaan. Dalam I Korintus 13: 1-3 dikatakan: Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku. Artinya adalah bahwa hanya kasihlah yang mampu membuat rasa kekeluargaan itu bertahan. Tanpa kasih, kehidupan sebagai keluarga akan berantakan dan hancur.
- Apakah kita perlu khawatir dengan semua yang telah dinubuatkan? Bahwa kita akan mengalami penderitaan? Kita tidak perlu takut. Kebersatuan kita dengan Kristus, sebagai pokok anggur yang benar menjadikan kita tetap kuat. Dengan bersatu pada pokok anggur, kita sebagai ranting akan berbuah juga. Oleh karena itu, kendati Allah telah mengatakan bahwa sebagai anak Allah, kita akan mendapatkan cobaan, kita memiliki benteng yang kuat, yakni Yesus Kristus sebagai pokok anggur. Selama kita tetap bersatu dengan Dia, kita tidak takut bahaya apa pun.
Empat poin di atas menjadi kesimpulan singkat dari 3 pertemuan pendalaman iman adventus 2015. Kesimpulan ini merupakan ringkasan dari seluruh sharing umat beriman di lingkungan. Kiranya apa yang tidak terangkum di sini, menjadi tambahan perbendaharaan iman dan mencerdaskan iman kita semua.
Posting Komentar