Acies Legio Maria

KURIA BUNDA PEMERSATU KEUSKUPAN PALANGKA RAYA, KALTENG
DAN KURIA RATU ROSARI KEUSKUPAN BANJARMASIN, KALSEL

Aula Palangka Wacana, Soverdi  Senin, 31 Maret pk. 07.30 WIB dipenuhi para legioner dari dua keuskupan Banjarmasin lebih kurang 70 legioner  dan Keuskupan Palangka Raya Kurang lebih 210 legioner. Para legioner ini bukannya mau unjuk rasa, melainkan meluapkan rasa syukur dan kegembiraannya  dalam misa Acies  yang dipimpin oleh Mgr. A.M. Sutrisnaatmaka, MSF, uskup Palangka Raya  didampingi Mgr. Petrus Bodeng Timang, Pr, uskup Banjarmasin dan 6 pastor pemimpin rohani  Legio Maria yaitu RD. Simon Edi Kabul, RP. Andy Savio Mering, MSF, RP. Ariston, SMM, RP. Damianus Juin, CP, RP. Alex Dato, SVD dan RD. Lucius, SVD.  Dalam kotbahnya Mgr. A.M. Sutrisnaatmaka, MSF diantaranya
menyampaikan nasihat dan keutamaan St. Paulus bahwa kesengsaraan menimbulkan ketekunan dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan dan pengharapan yang disampaikan oleh Yesus tidak mengecewakan. Lebih lanjut Bapa Uskup menekankan tentang ajaran resmi gereja tentang Bunda Maria yang pertama adalah Bunda Maria sebagai Bunda Allah yang dirayakan setiap permulaan tahun yaitu pada tanggal 1 Januari. Bunda Maria Bunda Allah sekaligus dikaitkan dengan hari perdamaian sedunia.

Legio Maria dengan cara yang khusus ingin mencontoh dan meneladani Bunda Maria tentu harus merenung lebih jauh, tentang peranan Bunda Maria, seperti yang diajarkan oleh gereja itu. Ajaran resmi gereja yang ke-2 yaitu bahwa Santa Perawan Maria diangkat ke surga dengan mulia dirayakan pada tanggal 15 Agustus dan itu dimaklumkan pada tanggal 1 November 1950.
Ajaran resmi ini relatif masih agak baru untuk gereja. Di sana banyak bahan yang perlu direnungkan, bagaimana mungkin santa Perawan Maria itu diangkat ke surga. Apakah Bunda Maria tidak wafat. Bunda Maria diangkat ke surga dengan pakaian seperti apa, ketika diangkat ke surga dengan mulia itu. Setelah mempelajari dengan seksama, maka rupa-rupanya ada hal yang mau ditegaskan oleh gereja dengan arti sejiwa raga.  Ajaran resmi gereja yang ke-3 adalah Hari Raya Santa Perawan Maria yang dikandung tanpa noda yang jatuh pada tanggal 8 Desember. Percaya bahwa Maria dikandung tanpa noda dosa asal apapun. Bunda Maria dijaga oleh Tuhan agar kekudusannya tidak hilang dan dipenuhi dengan rahmat ilahi.

Sebelum berkat penutup, Mgr. Petrus Bodeng Timang, Uskup Banjarmasin mengungkapkan rasa bangganya kepada para legioner yang hadir dari 2 keuskupan dan mengingatkan bahwa acies adalah gelar pasukan Romawi yang siap pergi bertempur. Setiap tahun acies diselenggarkan untuk menggelorakan semangat bahwa iblis itu masih berkeliaran di dunia ini dan tidak perlu takut, tapi ia harus dikalahkan. Para legioner berjanji di hadapan Bunda Maria “Aku adalah milikmu, ya ratu dan bundaku dan segala milikku adalah kepunyaan-Mu”, baik itu waktunya, pikirannya, hatinya, kemauannya dan apapun yang ada pada kita bahkan tabungannya kalau perlu jangan sampai menjadi halangan. Macam-macam hambatan itu adalah milik bunda Maria, sekali lagi untuk menandakan kesetiaan kita bersama bunda Maria dan Puteranya memerangi macam-macam kejahatan. Legio Maria tampil sebagai tangan kanan Pastor. Semoga janji tadi tidak hanya kepada Bunda Maria, tapi katakanlah kepada para pastor paroki “kami siap untuk bertempur di medan apapun yang ditunjukan Uskup dan Pastor Paroki bagi kami”.
Misa acies ini diakhiri dengan makan siang bersama pk. 11.00 WIB

Sebelum misa acies acara ini telah dimulai sejak sabtu, 29 Maret sore sampai Minggu, 30 Maret pk. 21.30 WIB diisi pembinaan oleh  senatus Bejana Rohani Jakarta dengan tema “Bertumbuh dalam cinta, bertumbuh dalam kebijaksanaan”.

Sabtu malam usai pembinaan diadakan temu dewan terdiri dari  perwira presidium , pembina Rohani dan dewan  kuria Bunda Pemersatu dengan Dewan Senatus Bejana Rohani Jakarta membicarakan seputar Katekismus Gereja Katolik dan pembentukan Dewan Pra Kuria di Palangka Raya.
Dengan berbagai macam pertimbangan diantaranya perluasan/ perkembangan legio yang diluar dugaan di wilayah keuskupan Palangka Raya, terutama dekenat Barito dan Palangka Raya, serta demi efektifitas pendampingan dan didukung semangat para perwira dan legionernya, maka Dewan Senatus Jakarta setelah berkonsultasi dengan Bapa Uskup Palangka Raya merestui dan mengijinkan dibentuknya Pra Kuria di Palangka Raya yang meliputi wilayah Barito dan Palangka Raya. Diambil kesepakatan Minggu, 4 Mei 2014 Rapat bersama Dewan Kuria di Palangka Raya untuk mewujudkan hal tersebut. Pertemuan ini berakhir pk. 23. 10 WIB.
Minggu siang pk. 13.30 – 15.30 Rapat kuria Bunda Pemersatu di aula komisi dihadiri sdra. Elang dari Senatus Jakarta dan para perwira dari presidium dalam wilayah keuskupan Palangka Raya berjumlah 66 orang. Dalam rapat diresmikan 3 presidium, Maria dari Fatima, trans Anjir Pulang Pisau, Maria Gaudalupe, Sei Kayu Kuala Kapuas & Maria Ratu Para Rasul Palangka Raya. Disampaikan pula surat dari RD. Thomas Ehe Tukan, Rektor Seminari prihal divakumkan/dibekukannya 2 presidium di seminari. Usai makan malam, para legioner kuria Bunda Pemersatu berkumpul bersama saling bertukar pengalaman, dialog, sharing dan rekreasi bersama s.d. pk. 21.45 WIB.

Terimakasih kepada Bapa Uskup dan Dewan Keuskupan Palangka Raya yang telah mengijinkan aula Magna (walau masih dalam proses finishing) untuk bermalam para legioner dari paroki-paroki luar kota yang jumlahnya mencapai 150-an legioner. (Wiwik)

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget