Bulan Oktober - Bulan Rosario

Bulan Mei sudah lama dijuluki sebagai Bulan Maria. Bulan ini dibaktikan untuk penghormatan kepada St Perawan Maria. Sebuah bentuk penghormatan yang amat lazim dilakukan dalam kehidupan umat Katolik adalah berdoa Rosario. Doa Rosario boleh dikatakan merupakan doa yang amat diminati oleh umat Katolik. Dibandingkan dengan kegiatan spiritual yang lain seperti pendalaman iman atau pendalaman Kitab Suci, doa Rosario  masih lebih diminati. Lihat saja jumlah umat yang hadir tiap malam sepanjang bulan Mei, luar biasa banyak dibanding jumlah umat yang hadir sewaktu pendalaman iman / Kitab Suci yang diadakan hanya sekali dalam seminggu.

Kalau bulan Mei dikenal sebagai bulan Maria, bulan Oktober lebih dikenal sebagai bulan Rosario. Bulan Oktober sebagai bulan Rosario merupakan warisan spiritual dari Paus Leo XIII (1878 – 1903). Paus Leo XIII mendeklarasikan bulan Oktober sebagai bulan Rosario. Deklarasi bulan Oktober sebagai bulan Rosario sejarahnya bermula dari keputusan Paus Pius V menetapkan tgl. 7 Oktober sebagai pesta Santa Maria Ratu Rosario. Pesta ini ditetapkan Paus Pius V sebagai tanda syukur atas kemenangan pasukan Kristen di bawah pimpinan Don Johanes dari Austria dalam perang melawan pasukan Turki di Lepanto pada tgl. 7 Oktober 1571 berkat doa Rosario yang diserukan Paus Pius V.

Pada tahun 1571 Eropa terancam oleh agresi pasukan Turki. Paus Pius V sebagai pemimpim umat Katolik pada masa itu sangat menyadari bahaya ancaman itu bagi iman umat Katolik di Eropa. Sebagai pemimpin spiritual Paus berkeyakinan bahwa ancaman seperti itu tidak cukup dihadapi hanya dengan kekuatan tangan manusia, tetapi harus juga dengan tangan ilahi. Karena itu Paus Pius V menyerukan umat Katolik di Eropa untuk berdoa Rosario, memohon perlindungan Bunda Maria dari ancaman agresi pasukan Turki. Paus Pius V sangat yakin akan ampuhnya Rosario sebagai senjata iman untuk mengalahkan musuh. Keyakinan itu telah terbukti dengan kemenangan pasukan Kristen pada tgl. 7 Oktober 1571. Peristiwa sejarah yang sekaligus menjadi peristiwa iman itulah yang mendorong penetapan tgl. 7 Oktober oleh Paus Pius V sebagai pesta St Maria Ratu Rosario. Mulanya hanya dirayakan di Eropa. Paus Klemens IX (1667 – 1669) merasa perlu untuk mengukuhkan pesta ini bagi seluruh dunia, maka pesta St. Maria Ratu Rosario ditetapkan sebagai pesta yang wajib dirayakan oleh Gereja Katolik sejagat. Paus Leo XIII lebih meningkatkan nilai pesta ini dengan menetapkan seluruh bulan Oktober sebagai Bulan Rosario untuk menghormati Bunda Maria.

Penetapan bulan Oktober sebagai Bulan Rosario tidak hanya untuk menghormati Bunda Maria, tetapi juga untuk lebih menyadarkan umat Katolik bahwa Rosario sesungguhnya merupakan senjata iman yang sangat ampuh dalam menghadapi musuh iman. Sesuai dengan nama julukan sebagai bulan Rosario, bulan Oktober pantas diisi dengan doa Rosario. Kebiasaan berdoa Rosario setiap malam sepanjang bulan Oktober dan bulan Mei patut dilestarikan. Namun perlu dicamkan bahwa Bunda Maria tidak boleh menjadi tujuan akhir segala bentuk aktivitas rohani. Per Mariam ad Yesum. Secara harafiah ungkapan bahasa Latin ini diterjemahkan sebagai berikut: Melalui Maria kepada Yesus. Ungkapan ini kiranya menjadi pedoman dalam penghormatan kita kepada Bunda Maria. Dengan demikian penghormatan kita kepada Bunda Maria tidak berhenti pada Bunda Maria, tetapi lewat Bunda Maria kita harus sampai kepada Yesus puteranya. Tanpa Yesus Bunda Maria tidak pernah mendapatkan posisi sedemikian dalam kehidupan iman umat. Penghormatan kita kepada Bunda Maria kiranya tidak dipisahkan dari Yesus puteranya.

Kalau kita berpegang pada pedoman tersebut di atas, idealnya harus tercipta keseimbangan dalam aktivitas rohani umat yang berkaitan dengan Bunda Maria dan Yesus puteranya. Konsekuensinya, umat tidak hanya mengandrungi doa Rosario, tetapi juga aktif dalam pendalaman iman dan Kitab Suci. Dalam kedua bentuk kegiatan rohani itu, kita sebetulnya sedang berhadapan dengan Allah dan Yesus Putera-Nya yang sedang berbicara kepada kita melalui sabda-Nya. Mestinya semakin kita rajin berdoa Rosario, semakin rajin pula kita mengikuti pendalaman iman dan Kitab Suci. Itu baru seimbang. Semoga! **P. Alex Dato’ L., SVD
Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun, hal. 602.

Posting Komentar

[blogger]

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget