Keluarga adalah kelompok manusia yang anggotanya disatukan oleh hubungan darah: semuanya berasal dari orangtua atau nenek moyang yang sama. Selain itu, keluarga adalah kelompok manusia yang anggotanya disatukan oleh iman dan misi serta ajaran dan tradisi yang sama. Dalam konteks iman, keluarga Katolik adalah kelompok manusia yang disatukan dalam ajaran iman Katolik, disatukan oleh Sabda dan tradisi Katolik.
Pertemuan pertama menghadirkan kembali seorang tokoh besar, tokoh beriman, yang lebih dikenal sebagai bapak semua orang beriman yakni Abraham. Kitab Kejadian 12: 1-6, memberikan gambaran bagaimana Abraham menjadi figur yang tepat dalam menjawab panggilan Tuhan. Abraham mendengarkan Tuhan dan tidak mengenal tawar-menawar dalam melaksanakannya. Tuhan memerintahkan, Abraham melaksanakan.
Karena Abraham sangat setia pada Tuhan, akhirnya Abraham pun menerima mukzijat dari Tuhan. Sesuatu yang menurut manusia tidak mungkin, Abraham menerimanya dari Tuhan. Di usia yang sudah lanjut, Abraham mendapatkan keturunan karena kesetiaannya. Abraham memilih dan melaksanakan pilihan yang tepat. Mendengar dan melaksanakan adalah dua hal besar yang dapat kita lihat dalam keteladanan Abraham. Abraham tidak perlu berbicara, juga tidak perlu membuat penawaran. Abraham menaruh kepercayaan pada apa yang didengarnya, kemudian dilaksanakan.
Bagi kita, umat beriman, khususnya umat Katolik yang saat ini bersama-sama merenungkan tema yang sama di Bulan Kitab Suci Nasional ini, sering kali kita lebih banyak berbicara daripada mendengarkan. Oleh karenanya, inti dari pesan Tuhan melalui Sabda-Nya menjadi luput dari perhatian kita. Ada kecenderungan untuk menerjemahkannya sesuai dengan situasi dan kondisi kita. Pada hal, Sabda Tuhan tidak demikian. Sabda Tuhan tidak membutuhkan penjelasan dan pengertian dari kita. Sabda Tuhan memberi penjelasan dan pengertian untuk kita. Kita dituntut untuk mendengarkan dan melaksanakan. Sabda Tuhan sudah kaya makna dan arti. Kita tinggal memetik makna dan arti itu, dan tidak perlu menambahkannya.
Abraham menjadi teladan yang tepat bagi kita dalam hal beriman. Dalam melaksanakan Sabda Tuhan, Abraham bersekutu dengan orang lain. Dia bersekutu dengan istrinya, Sarai, Lot anak saudaranya dan orang-orang yang menjadi pengikutnya (pekerja, budak). Abraham tidak dapat melaksanakan kehendak Tuhan tanpa orang lain. Keterlibatan bersama sesama adalah sangat penting dalam menghidupi dan menjalani perintah Tuhan.
Kita pun dapat menjadi seperti Abraham. Karena kita adalah keluarga yang disatukan oleh ajaran iman, Sabda Tuhan dan tradisi yang sama, kita mempunyai peluang besar untuk menjadi seperti Abraham dalam keluarga kita. Keluarga yang berpegang teguh pada Sabda Tuhan adalah keluarga beriman. Kita tidak boleh mengaku "beriman" sementara kita tidak mengindahkan "Sabda Tuhan". Pengakuan keberimanan kita senantiasa tidak lepas dari sejauhmana kita bergantung pada Sabda dan Perintah Tuhan.
Pertemuan pertama ini mau menegaskan kepada kita bahwa dalam melaksanakan perintah Tuhan yang disampaik lewat Sabda-Nya, kita diharkapkan mendengarkan dan kesiapsediaan untuk melaksanakannya. Dua hal ini yang paling penting. Dua hal inilah yang diharapkan oleh Tuhan karena Tuhan tidak membuka dialog dalam rencana penyelamatan-Nya. Tuhan sudah tahu apa yang kita butuhkan. Oleh karena itu, Tuhan, atas keinginannya sendiri mau menyelamatkan kita, bukan karena kita butuh diselamatkan. Tuhan bersabda bukan karena kita mempunyai kepentingan, tetapi, Tuhanlah yang punya kepentingan untuk bersabda dan kita harus mendengarkan dan melaksanakan.
Semoga pendalaman Kitab Suci di Bulan Kitab Suci Nasional 2013 memberi kesegaran iman bagi kita semua, terutama dalam memperbaharui sikap kita terhadap Sabda dan perintah-perintah Tuhan. **Kairos.
Posting Komentar