Adakah sejarah atau sebab apa "Tanda Salib" itu bisa ada dan di pakai dalam Gereja Katolik?
Jawaban:
Gambar dari: parokisalibsuci.org |
Beberapa kutipan berikut barangkali bisa memberikan pencerahan:
- Tertulianus (wafat 230 M), mengatakan dalam De Cor Mill, III: "In all our actions, when we come in or go out, when we dress,when we wash, at our meals, before resting to sleep,we make on our forehead the sign of the cross. These practices are not ommitted by a formal law of scripture, but tradition teaches them, custom confirms them, an faith observes them". Dalam perjalanan kita dan pergerakan kita, pada saat kita masuk atau keluar, ….. pada saat berbaring ataupun duduk, apapun pekerjaan yang kita lakukan kita menandai dahi kita dengan tanda salib.
- Cyril dari Yerusalem (315-386) dalam Catecheses (xiii, 36) mengajarkan, “Maka, mari kita tidak merasa malu untuk menyatakan Yesus yang tersalib. Biarlah tanda salib menjadi meterai kita, yang dibuat dengan jari-jari kita, di atas dahi … atas makanan dan minuman kita, pada saat kita masuk ataupun keluar, sebelum tidur, ketika kita berbaring dan ketika bangun tidur ketika kita bepergian ataupun ketika kita beristirahat.”
- St. Ephrem dari Syria (373) mengajarkan, “Tandailah seluruh kegiatanmu dengan tanda salib yang memberi kehidupan. Jangan keluar darin pintu rumahmu sampai kamu menandai dirimu dengan tanda salib. Jangan mengabaikan tanda ini, baik pada saat sebelum makan, minum, tidur, di rumah maupun di perjalanan. Tidak ada kebiasaan yang lebih baik daripada ini. Biarlah ini menjadi tembik yang melindungi segala perbuatanmu, dan ajarkanlah ini kepada anak-anakmu sehingga mereka dapat belajar menerapkan kebiasaan ini.”
- St. Yohanes Damaskus (676-749) mengajarkan, “Tanda salib diberikan sebagai tanda di dahi kita, …. sebab dengan tanda ini kita umat yang percaya dibedakan dari mereka yang tidak percaya.” [Ref]
Membuat tanda salib sebenarnya bukan hanya tradisi Gereja Katolik, tapi merupaka tradisi Kristen pada awalnya. Martin Luther (tokoh reformasi) sendiri sebetulnya tidak pernah bermaksud menghilangkan tradisi ini. Contohnya, dalam buku Katekismus Augsburg (dan Heidelberg) Martin Luther masih menganjurkan penggunaan tanda salib sebelum berdoa harian pada waktu pagi dan petang. Tetapi entah mengapa dalam terjemahan bahasa Indonesia, bagian ini hilang.
Katekismus Gereja Katolik 2157.
Warga Kristen memulai harinya, doanya, dan perbuatannya dengan tandasalib: "Demi nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin". Sebagai orang yang dibaptis ia mempersembahkan hari itu untuk kemuliaan Allah dan memohon rahmat Penebus, yang memungkinkan dia bertindak dalam Roh Kudus sebagai putera Bapa. Tanda salib menguatkan kita di dalam percobaan dan kesulitan.
Yang paling penting dari "membuat Tanda Salib" adalah memahami makna dan arti dari aksi itu. KGK 786. "Semua orang, yang dilahirkan kembali dalam Kristus, dijadikan raja oleh tanda salib, sementara urapan Roh Kudus mentahbiskan mereka menjadi imam. ..."
Tanda salib ini mengandung arti yang sangat mendalam yaitu:
- Kemanunggalan dari Allah Trinitas,
- Salib menunjukkan keadilan Allah, yang menunjukkan betapa kejamnya akibat dosa kita, sehingga Allah sendiri yang menebusnya dengan wafat-Nya di salib itu (lih. Gal 3:13);
- Salib menunjukkan kasih Allah yang terbesar, yaitu bahwa Ia menyerahkan nyawa-Nya bagi kita (Yoh 15:13) agar kita dapat diselamatkan dan memperoleh hidup yang kekal (Yoh 3:16);
- Salib yang merupakan tanda keselamatan dan kemenangan orang-orang Kristen, yang disebabkan oleh kemenangan Kristus atas dosa dan maut. Jadi tanda salib ini merupakan lambang yang berdasarkan Alkitab (lih. Yeh 9:4, Kel 17:9-14, Why 7:3, 9:4 dan 14:1), dan bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Yesus. Bahkan Rasul Paulus sendiri bermegah dengan pewartaan salib Kristus (Gal 6:14), sehingga wajarlah jika kita sebagai pengikut Kristus membawa makna tanda salib ini kemanapun kita berada. [Ref].
Dalam perjalanan hidup sehari-hari, kesaksian banyak umat mengatakan bahwa membuat tanda salib merupakan doa yang sangat sempurna dan singkat bagi mereka yang oleh alasan tertentu tidak ada waktu untuk berdoa. Tentu saja hal ini tidak menjadi alasan untuk tidak memberikan waktu untuk berdoa. Namun sesulit-sulitnya menyempatkan waktu berdoa sepanjanga hari, membuat tanda salib menjadikan mereka tenang dan merasa berada "Dalam perlindungan Bapa, Putra dan Roh Kudus".
Fidelis Harefa - dari berbagai sumber.
Fidelis Harefa - dari berbagai sumber.
Posting Komentar