Yesaya: 7:10-14; Roma 1:1-7; Mat 1:18-24
“Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikan Tuhan kepadanya.”
Seperti Maria yang menerima kabar gembira dari malaikat Gabriel, demikian juga Jusuf. Yusuf juga menerima kabar gembira tentang kelahiran Yesus Kristus. Kalau Maria menerima kabar dari Malaikat Gabriel bahwa ia akan mengandung Yesus sang Juruselamat dari Roh Kudus tanpa mengenal seorang suami, Yusuf menerima kabar dari Malaikat bahwa ia akan menjadi ayah dari sang Juruselamat tanpa menyentuh Maria yang menjadi ibu anak itu. Kalau kita perhatikan baik-baik, kita akan menyaksikan bahwa reaksi Yusuf dalam kisah Injil hari ini tidak banyak berbeda dengan reaksi Maria. Yusuf pasti bingung sekali mendengar kata-kata Malaikat itu: “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus.” Meskipun bingung, Yusuf bangun dari tidurnya dan “berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan kepadanya.”
Karena kesediaan Maria dan Yusuf menerima rencana kehendak Tuhan, maka terwujudlah janji Tuhan, lahirlah sang Juruselamat, Yesus Kristus, Immanuel, Tuhan beserta kita. “Menerima kehendak Tuhan” merupakan kata-kata kunci yang ikut menentukan kelahiran Yesus Kristus. Dengan menerima dan melaksanakan kehendak Tuhan, Maria dan Yusuf telah memberi kita contoh dan teladan dalam mempersiapkan dari bagi kedatangan Yesus Kristus, Juruselamat ke dalam hati kita masing-masing tidak hanya pada hari Natal, tetpai juga kedatangan Yesus dalam hidup kita sehari-hari.
Menerima dan melaksanakan kehendak Tuhan, bukan suatu perkara yang mudah. Memahami kehendak Tuhan saja sudah sulit setengah mati, apalagi kalau harus menerima dan melaksanakannya. Kalau kehendak Tuhan bahwa saudara atau saudari mendapat undian berhadiah entah sebuah mobil mewah atau uang ratusan juta rupiah, tidak ada yang berkeberatan. Hal itu sangat mudah dipahami apalagi diterima dan dilaksanakan. Semua orang pasti mau. Tetapi bagaimana kalau kehendak Tuhan itu terungkap dalam sesuatu yang tidak enak, bahkan yang sangat menyakitkan seperti derita karena penyakit atau kegagalan dalam mencari pekerjaan dlsb. Kalau dapat undian, orang tidak bertanya, kenapa Tuhan membiarkan saya menerima undian ini? Apa jasa saya? Tetapi kalau menghadapi suatu derita, orang pasti akan bertanya, “kenapa Tuhan membiarkan saya mengalami derita seperti ini? Apa dosa saya sehingga Tuhan membiarkan derita ini menimpa saya?” Dan mungkin masih ada pertanyaan yang lain. Orang bisa menggugat dan bahkan menghojat Tuhan, namun pasti Tuhan tidak akan kirim sms untuk menjawab semua pertanyaan itu. Jawabannya sudah jelas dan tanggapan kita pun sudah sangat jelas seperti diperlihatkan oleh Maria dan Yusuf. Mungkin derita yang harus ditanggung oleh Maria dan Yusuf tidak sebanding dengan derita yang kita tanggung saat ini. Namun baik Maria maupun Yusuf sedikitpun tidak mengeluh dan berontak kepada Tuhan. Kehendak Tuhan harus diterima dan dilaksanakan tanpa kompromi. Karena tidak seorangpun yang berkuasa untuk membatalkan kehendak Tuhan. Tuhan itu mahakuasa, tapi Tuhan pun mahabaik dan mahakasih.
Ada orang Katolik yang mogok ke gereja dan tidak mau berdoa lagi, karena doa-doanya tidak pernah dikabulkan. Mereka ngambek kepada Tuhan. Apakah dengan ngambek, lalu Tuhan bilang, “udahlah jangan ngambek. Nih, Aku kasih kamu apa yang kamu minta.” Jangan kita mencobai Tuhan, karena Tuhan adalah seorang pendidik ulung. Tuhan tidak akan memanjakan umatNya. Tuhan menuntut kesetiaan iman umatNya. Yesus pernah bersabda: “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat” (Mat 24:13). Juruselamat pasti akan datang untuk membawa selamat kepada orang yang setia menantinya. Mari kita menghayati semangat Adven ini juga dalam hidup kita sehari-hari. Apa pun yang terjadi dalam hidup kita, Tuhan pasti akan datang segera. Amin.
Posting Komentar